Inilah Penyakit Langganan Anak dan Cara Mengatasinya

Inilah Aku "Nurul Alviastuti" saat sakit dan dirawat di RS. Budi Kemuliaan Setelah usia satu tahun, biasanya anak lebih rent...

Inilah Aku "Nurul Alviastuti" saat sakit dan dirawat di RS. Budi Kemuliaan
Setelah usia satu tahun, biasanya anak lebih rentan terkena penyakit. Salah satu penyebabnya, karena asupan ASI di usia satu tahun mulai berkurang. Berikut empat penyakit “langganan” anak. Kenali penyebab dan cara mengatasinya berikut yang dikutip dari kompas. com:.

1.  PILEK

Saat anak terserang pilek,  biasanya akan diawali tenggorokan gatal yang kadang menyebabkan batuk kering. Bahkan, tak jarang suhu tubuh pun meningkat. Selanjutnya, hidung akan berlendir dan bumpet.

Penyebab pilek:

Pilek terjadi apabila jaringan dalam rongga hidung dan pembuluh darah di dalamnya menghasilkan lendir dan cairan yang dapat keluar melalui lubang hidung.

Meski umumnya, pilek disebabkan virus influenza, ada kalanya penyakit ini terjadi karena alergi rhinitis (radang selaput lendir hidung). Alergi timbul akibat reaksi terhadap bahan tertentu, seperti bulu hewan, debu, atau kapas/kapuk.

Bedanya, pilek karena alergi terjadi tanpa disertai demam atau infeksi. Pilek yang disebabkan kedua hal tersebut akan sembuh dengan sendirinya, tanpa perlu pemberian antibiotik.

Jaga asupan cairan, agar anak tak dehidrasi. untuk menyamankan pernapasannya, Anda bisa melembabkan ruangan dengan uap panas. Tapi, jika sangat mengganggu, bawalah anak ke dokter. 

Pencegahan pilek:

Pilek akibat alergi rhinitis, dapat dicegah dengan meminimalkan atau menjauhi sumber pemicu alergi. Kalau anak alergi debu, jaga kebersihan kamarnya. Gunakan kasur latex atau kasur busa untuk meminimalisir alergi. Begitu juga dengan bantal dan gulingnya. Sprei dan sarung bantal harus diganti secara rutin, minimal seminggu sekali.

Sedangkan, pilek yang disebabkan oleh virus dapat dicegah dengan mengonsumsi makan makanan bergizi dan beraktivitas fisik yang sehat. Jangan lupa, istirahat si kecil pun harus cukup agar kondisi tubuhnya selalu fit. Selain itu, hindari “ping pong” virus, jika ada salah satu anggota keluarga terkena virus influenza.


2. INFLUENZA

Umumnya, orang menyamakan pilek dengan influenza (flu), padahal keduanya bisa dibedakan. Penderita flu mengalami demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta batuk dan pilek. Jadi, flu lebih parah daripada pilek.

Penyebab influenza:

Flu disebabkan oleh virus influenzasa. Flu sangat cepat menular melalui udara yang tercemar oleh tetesan cairan, saat penderita bersin dan batuk. Udara dengan cairan yang mengandung bibit penyakit flu, mudah terisap oleh anak saat bernapas.

Atau bisa jadi bibit penyakit hinggap di benda-benda, yang kemudian disentuh anak dan masuk ke tubuhnya melalui tangan.

Anak yang sedang terserang flu harus banyak istirahat, makan makanan bergizi, dan banyak minum air. Tambahkan lebih banyak vitamin C jika ia demam. Beri obat turun panas sesuai petunjuk pemakaian.

Batuk dapat dikurangi dengan minum jus buah yang manis dan agak panas, misalnya air jeruk yang diberi madu. Jika dalam 2-3 hari demam tak juga turun, segera bawa ke dokter.

Pencegahan influenza:
Tanamkan kebiasaan mengonsumsi makanan sehat. Virus flu ini enggan menyerang badan yang sehat.Jika ada anggota keluarga lain yang terserang flu, jauhi anak atau gunakan masker saat berhadapan dengan anak. Ini untuk mencegah terjadinya penularan.

3. BATUK
Batuk sebenarnya merupakan refleks dari tubuh untuk mengeluarkan sesuatu, yang ada di saluran napas. Sesuatu ini bisa berupa lendir atau benda yang membuat tubuh berusaha mengeluarkan benda-benda asing tersebut.

Penyebab batuk:

Batuk pada anak, paling banyak terjadi akibat infeksi saluran napas dan alergi. Ada dua infeksi saluran napas, yaitu infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. Batuk karena infeksi saluran napas atas biasanya lebih ringan.

Misalnya karena flu, amandel, atau radang tenggorokan. Sementara, batuk karena infeksi saluran napas bawah biasanya agak lebih berat, seperti pada penderita pneumonia (radang paru).

Batuk yang disebabkan alergi, biasanya terjadi pada penderita asma. Selain itu, batuk juga bisa terjadi karena aspirasi, yaitu masuknya cairan atau benda asing ke paru-paru seperti ketika minum susu, atau makan keripik.

Pencegahan batuk:
Jika anak memilik asma, yang harus dilakukan adalah menghindari pemicu alergi yang menyebabkan saluran napas menyempit. Saat berdekatan dengan anak-anak, orang dewasa yang tengah mengidap flu atau batuk harus menggunakan masker dan hindari batuk di sembarang tempat.

Jaga daya tahan tubuh anak, dengan asupan makanan bergizi. Anak yang sehat akan memiliki daya tahan tubuh yang bagus. 

Selain itu, ada beberapa penyakit penyebab batuk yang bisa dicegah dengan imunisasi, misalnya pertusis (batuk rejan atau batuk 100 hari) bisa dicegah dengan suntikan DPT. TBC juga bisa dicegah dengan suntikan BCG. Karena itu, usahakan tepati pemberian imunisasi pada anak tepat jadwal. 

4. DIARE

Diare adalah ganggungan pencernaan yang biasa dialami oleh semua orang, termasuk anak-anak. Diare adalah keluarnya feses yang berair. Diare juga berarti makin seringnya frekuensi buang air besar.

Penyebab diare:

Daire dapat disebabkan infeksi pleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, ataupun parasit. Penyebab lainnya adalah konsumsi obat-obatan, terutama antibiotic, dan pemakaian pemanis buatan. Tak cocok dengan makanan tertentu juga sering menjadi penyebab diare.

Protein susu sapi merupakan bahan makanan yang paling sering menimbulkan alergi hingga anak-anak menderita diare. Makanan lain pencetus alergi adalah ikan, telur, bahan pewarna, dan bahan pengawet.

Ada perbedaan antara diare dan mencret, diare adalah keluarnya kotoran encer sebanyak 3 kali atau lebih dalam sehari. Kadang, disertai lendir dan darah. Sedangkan, mencret adalah keluarnya kotoran yang berbentuk encer atau cairan.

Penanganan diare:
  1. Jika mencret pertama sudah disertai darah, segera bawa ke dokter. Begitu pula jika mencret terjadi terus-menerus selama 6 jam atau lebih, disertai muntah, tak mau minum, mata tampak cekung, pusing, dan berat badan turun. 
  2. Jaga asupan cairan, dengan tetap memberikan ASI sesering mungkin.
  3. Anak yang sudah mengonsumsi makanan padat bisa diberi makanan yang lunak-lunak, tak berminyak, dan mudah dicerna. Paling gampang berikan bubur nasi dengan kuah sayur bening. Buah-buahan yang dianjurkan adalah apel dan pisang.
  4. Pemberian oralit pun disarankan pada bayi dan batita yang tengah mengalami diare.
  5. Obat pemampat kotoran tak dianjurkan, karena akan menahan diare yang membuat racun dan kuman-kuman penyebab infeksi tertahan di dalam perut. Terlebih, jika diare disertai panas.
  6. Segera bawa ke dokter, jika diare terjadi lebih dari satu minggu dan diare disertai darah.

Pencegahan diare:
Orangtua harus menjamin makanan si kecil terjaga kebersihannya. Begitu juga dengan alat-alat makan dan lingkungan di rumah, terutama jika ia masih bayi. Jaga juga kebersihan tangan, saat akan bersentuhan dengan anak.

Related

Opini 3654780092526007501

Terbaru


Hot in week

item